Kebakaran dan beberapa ledakan menyebabkan pemadaman listrik di negara yang sering mengalami pemadaman listrik selama musim panas.
Kebakaran di pembangkit listrik di Irak selatan dan beberapa ledakan telah berdampak pada jaringan listrik nasional yang rusak karena suhu yang meningkat.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Listrik Irak mengatakan pada hari Sabtu bahwa kebakaran terjadi tak lama setelah tengah hari di stasiun Al-Bkir di kota Basra di selatan.
Hal ini menyebabkan terpisahnya jalur transmisi yang menghubungkan wilayah selatan dan tengah, dan menyebabkan “mati total” sistem kelistrikan di wilayah tersebut, katanya.
Kantor berita AFP mengutip juru bicara kementerian Ahmed Moussa yang mengatakan pemadaman listrik pada satu titik mempengaruhi pasokan utama ke “seluruh Irak”.
Tiga menara listrik di wilayah utara juga terkena serangan sabotase pada hari Sabtu, menurut perusahaan transmisi lokal yang mengatakan mereka terkena alat peledak rakitan, sehingga memutus layanan untuk sementara waktu.
Tidak disebutkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun pejuang ISIS (ISIS) dan kelompok bersenjata lainnya diketahui aktif di wilayah tersebut.
Ada juga laporan dan video online yang menunjukkan kebakaran yang terjadi pada malam hari di pembangkit listrik di lingkungan Jamila, yang terletak di dalam Kota Sadr di Baghdad timur.
Pemerintah Kota Bagdad mengatakan pemadaman listrik yang disebabkan oleh kebakaran di Basra telah berdampak pada layanan lain, seperti gangguan pasokan air keran, dan pihaknya sedang mencoba menjalankan pompa air dengan generator untuk mengurangi dampak yang membatasi warga.
Banyak rumah tangga berlangganan generator di lingkungan sekitar untuk persediaan darurat, jika mereka mampu membelinya, karena negara tersebut sering mengalami pemadaman listrik selama musim panas.
Irak adalah negara kaya minyak, namun jaringan listriknya yang bobrok masih tidak mampu memenuhi permintaan puncak selama musim panas, menyebabkan banyak orang tidak mempunyai listrik karena suhu meningkat.
Protes atas pasokan listrik yang tidak dapat diandalkan adalah hal biasa di Irak, dan yang terbaru terjadi pada awal bulan ini.
Selain mengimpor listrik dari negara tetangga seperti Iran, pemerintah juga memperluas kapasitas pembangkit listriknya. Namun data dari kementerian mengatakan pembangkit listrik tersebut masih kekurangan kapasitas untuk memenuhi perkiraan kebutuhan sebesar 32.000 megawatt per hari di negara tersebut.
Suhu puncak diperkirakan mendekati 50 derajat Celcius (122 derajat Fahrenheit) dalam beberapa hari mendatang.
Pemadaman listrik pada hari Sabtu juga terjadi pada hari raya keagamaan Syiah Asyura, masa berkabung ketika banyak pertemuan publik diadakan.
Bulan lalu, Irak menandatangani kesepakatan senilai $27 miliar dengan TotalEnergies Perancis, investasi asing terbesar dalam sejarah Irak, untuk menghasilkan listrik menggunakan gas alam.
Banyak pihak berharap kesepakatan ini akan membantu memecahkan masalah energi yang sudah lama ada di negara ini, menarik investor internasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.